Assalamu'alaykum... Selamat datang di blog saya..

Muslimah

Muslimah

Kamis, 25 April 2013

Saatnya Berbenah untuk Suatu Amanah


Udah gak jamannya lagi angkat tangan, menyerah kalah,..
karena dengan memiliki amanah,
maka engakau akan menjadi mujahid-mujahidah,
pasukan Allah.


Menjalankan amanah memang tak mudah,
butuh komitmen dan mujahadah,
dan yang terpenting dari yang paling penting adalah muroqobah,
yaitu sikap merasa diawasi Allah.


Ada suka ada juga duka,
ada lara, derita, juga bahagia..
Walau dalam kondisi apapun, tetap tunaikan amanah
karena amanah itulah yang akan meng-’aman’-kan kita.


Sekedar berbagi cerita..
Sering kali ujian datang kala amanah telah memanggil.
Jauuuh.. itu yang sering kali menjadi ujian.
Sudah jauh2 datang, apalagi kalau harus pagi2,
belum lagi kala waktu pun harus berbagi.
Segera.. melaju, melesakkan kendaraan, membelah jalanan
seakan menantang segala resiko yang terjadi.
Ketika mesin kendaraan tlah dimatikan, hp berbunyi,
sms masuk, diskusi terkait amanah dibatalkan.
Berbagai alasan, dan selalu saja,
‘manajemen tafadhal dan juga afwan’
Atau suatu ketika, musyawarah tetap ditunaikan,
Dengan segala keterbatasan, peserta, waktu, dan agenda.
Hasilnya? Sering kali tidak optimal.
Tak sebanding dengan perjuangan penuh resiko,
dalam serangkaian perjalanan.
Huuf.... mengelus dada, walau terasa sesak,
tetapi harus diikhlaskan..
Memperbanyak Istighfar.
Acap kali 'sedikit menjadi orang gila setengah hati'.
Ngobrol sendiri, menghibur diri, memikirkan kata2 motivasi,
segalanya kan berhikmah,
karena skenario Sang Sutradara Yang Maha Kuasa jauh lebih indah
Semoga perjuangan kan berbuah manis,
walau bukan dipanen dunia.


Aku ingin menjadi seorang mujahidah,
yang meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Dengan segala resiko perjalanan, harus senantiasa bersiap,
atas segala ujian yang datang menghadang.
Berusaha senantiasa dalam keadaan suci,
supaya meninggal dengan wajah berseri


Jika rasa berat karena jauh ini menyelimuti hati,
seringkali segera memutar memori,
pada kisah para Nabi dan sahabat2nya,
Laskar syuhada, yang dirindu bidadari surga.
Demi menunaikan amanah dakwah,
Walau dekat maupun jauh,
Walau senang maupun susah,
Walau sehat ataupun harus menahan rasa sakit,
nyaman maupun tidak,
tetap berusaha berjuang menunaikannya,
bersegera memenuhi panggilan.


Aku ingin seperti Hanzolah,
yang bersegera memenuhi panggilan dakwah,
walau harus meninggalkan kenikmatan dunia.
Beliau syahid, jenazahanya dimandikan malaikat, para penduduk surga.


Aku juga ingin seperti Bilal bin Rabbah,
yang senantiasa menjaga wudhu,
hingga terompahnya saja sudah terdengar
walau jauh, tapi suaranya terdengar dekat,
di kalangan penghuni surga.


Aku ingin menjadi anggota barisan Rasulullah
Bersama para syuhada, mujahid, mujahidah.


Untuk teman2 yang pernah berpartner dengan saya,
juga kepada semua kawan.
Diakhir tulisan ini, saya ingin mengucapkan
Afwan jiddan atas segala khilaf.
Senantisa saling memahami,
kondisi sebenarnye memang tak seberapa jauh,
tak ada samudera, lautan, ataupun batas provinsi yang memisahkan
Namun saya berharap kita semua tahu diri,
baik ketidakhadiran, ataupun kehadiran yang melampaui batas waktu,
tidak sampai membuat Saudara/Saudari lainnya merasa kecewa.


Senantiasa saling tolong menolong dan saling menasehati.
Jika seorang Saudara/i butuh pertolongan,
bersegera, memenuhi panggilan, melaksanakan.
Jika saya, Anda, atau mereka berbuat salah,
segera tegur dan beri nasihat,
supaya kesalahan segera diketahui,
sehingga tak terulang lagi,
supaya tak berlarut-larut
dalam 'kecewa setengah hati' 
»»  READMORE...

Metpen: METODOLOGI

METODOLOGI
1. Identifikasi kondisi pasar tradisional dan pasar modern, yang terdiri dari stakeholder, shareholder, fasilitas, dan competitive advantage
2. Membuat swot
3. Telaah Efisiensi
4. Telaah kebijakan
5. Analisis gap
6. Identifikasi rantai nilai
7. Memetakan stakeholder
8. Penyusunan model pembangunan
9. Pembuatan parameter pengukuran kinerja
10. Perumusan Kebijakan
11. Penyelarasan Strategi
12. Kesimpulan
»»  READMORE...

Jumat, 19 April 2013

Metpen: Literatur Review

»»  READMORE...

Metpen: Latar Belakang Penelitian

Pasar tradisional merupakan lembaga sosial ekonomi yang lahir dari keaslian sistem sosial ekonomi Indonesia. Keberadaan pasar tradisional tidak hanya sebagai perwujudan ekonomi kerakyatan. Akan tetapi sebagai mata rantai perdagangan yang memberi manfaat kehidupan bagi masyarakat yang tersisih dari pekerjaan formal. Hal inilah yang menjadikan pasar tradisional sebagai salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di Indonesia.

Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Penanganan yang kurang berpihak mengenai pasar telah membuat eksistensi pasar semakin terdesak. Persoalan seperti lembaga perekonomian yang terbuka sehingga siapa saja bisa menjadi pedagang, persaingan dengan ritel atau pasar modern dalam kontesk ini yaitu sistem manajemen yang dipakai, tekanan dari kenaikan retribusi dan sewa loss/bedak dari tuntutan PAD daerah yang naik, serta pasar tradisional bukan opsi utama dari produsen pabrikan dalam menjadikan mitra distribusi menjadi faktor permercepat dari kelangkaan pasar tadisional.

Perkembangan jumlah pasar modern yang meningkat dapat dibutktikan dari data KPPU, yang menyebutkan bahwa ritel Alfamart tumbuh 13,26% dari sebanyak 2.736 outlet pada tahun 2008 menjadi sebanyak 3.098 outlet pada tahun 2009. Sedangkan ritel Indomaret tumbuh 14,16% dari sebanyak 3.093 outlet pada tahun 2008 menjadi sebanyak 3.531 outlet pada tahun 2009. Ekspansi pasar modern telah berdampak pada kinerja ekonomi pasar tradisional. Survei AC Nielsen menunjukkan bahwa pangsa pasar modern meningkat dari 35% pada tahun 2000 menjadi sebesar 53% pada tahun 2008. Sementara omset pasar tradisional justru menurun dari sebesar 65% pada tahun 2000 menjadi hanya sebesar 47% pada tahun 2008. Pedagang di beberapa pasar tradisional merasakan penurunan, di DKI, Malang, maupun Bandung, masing-masing sebesar 60%, 30%, dan 40%.

Ekspansi pasar modern selain menurunkan kinerja pasar tradisional juga berdampak pada penurunan kinerja pemasok kecil dalam negeri, distributor lokal, dan pekerja informal di pasar tradisional. Selain dihadapkan pada permasalahan mahalnya biaya sewa kios pasar yang telah diremajakan, pedagang juga menghadapi masalah perubahan preferensi konsumen pasca ekspansi pasar modern. Survey AC Nielsen pada tahun 2009 menyebutkan bahwa 93% konsumen sudah menjadikan kegiatan belanja sebagai salah satu mode rekreasi. Model yang dicari adalah tempat yang memberi keleluasaan untuk berbelanja semua kebutuhan (one stop shopping). Kondisi ini tentu akan semakin meminggirkan peran pedagang pasar tradisional jika tidak ada perlindungan dan model pengembangan pasar tradisional yang tepat ke depan.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia telah membuat beberapa peraturan yang digunakan sebagai upaya perlindungan terhadap pasar tradisional. Seperti pada Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional dan Pusat Perbelanjaan. Peraturan ini mengatur pemberdayaan pasar tradisional serta norma-norma keadilan, saling menguntungkan dan tanpa tekanan dalam hubungan antara pemasok barang dengan toko modern serta pengembangan kemitraan dengan usaha kecil, sehingga tercipta tertib persaingan dan keseimbangan kepentingan produsen, pemasok, toko modern dan konsumen.

Dalam peraturan tersebut terdapat pasal yang mengatur jam buka fasilitas pasar modern, jarak antara hipermarket dengan pasar tradisional yang telah ada sebelumnya. Pasar-pasar modern pun diharuskan menyerap produk yang dihasilkan usaha skala kecil menengah (UKM). Namun, dalam pengimplementasian di lapangan, peraturan presiden ini terdapat kekurangan, diantaranya tidak terdapat arahan dan model yang dapat dijadikan acuan pengembangan pasar tradisional.Peraturan lainnya, yaitu peraturan menteri perdagangan Republik Indonesia nomor: 53/m-dag/per/12/2008 tentang pedoman penataan dan pembinaan pasar tradisional, telah diatur mengenai tata cara perijinan yang di dalamnya juga dijelaskan mengenai bentuk kemitraan untuk pemberdayaan pasar tradisional. Peraturan ini meruapakan bentuk pejabaran dari peraturan sebelumnya.

Di sisi lain, pemerintah juga telah membuat peraturan untuk pasar modern seperti yang terdapat dalam rancangan peraturan daerah tahun 2008 propinsi Jawa Timur. Pada rancangan peraturan tersebut, disebutkan bahwa lokasi pendirian pasar modern dan toko modern mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, termasuk pengaturan zonasinya. Meskipun diatur dalam peraturan tersebut, namun kenyataan yang terjadi di lapangan menyebutkan bahwa cukup banyak pelanggaran yang dilakukan pasar modern. Mulai dari jam buka dimana terdapat pasar modern yang memberlakukan jam buka 24 jam dan zona yang tidak sesuai dengan aturan zonasi yang telah ditetapkan.

Adanya persaingan yang kurang sehat antara pasar tradisional dengan pasar modern kurang mampu diselesaikan dengan berbagai kebijakan yang bersifat bimbingan dan pembinaan, serta penciptaan iklim yang kondusif bagi tumbuh kembangnya pasar tradisional. Untuk mengatasi permasalahan ini, pendekatan klaster akan diadopsi sebagai langkah memodelkan kebijakan yang terintegrasi, dimana terdapat interaksi antar pelaku usaha, sehingga tercipta suatu kekuatan atau sinergi dalam meraih peluang bisnis yang ada. Adapun bentuk-bentuk kerjasama tersebut selanjutnya disebut dengan aliansi strategis.
Dengan adanya aliansi strategis tersebut, diharapkan mampu membuat pengusaha pasar tradisional menjadi lebih produktif, mampu mengembangkan usaha bisnisnya, serta dapat memberikan dampak positif berupa penyerapan tenaga kerja dan mengurangi pengangguran di Indonesia. Diharapkan dalam jangka waktu yang kontinyu, penerapan aliansi strategis untuk pembinaan pasar tradisional dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia seiring dengan berkembangnya perekonomian nasional.


»»  READMORE...

Minggu, 14 April 2013

Metpen: Skleton Penelitian

Topik            : Pasar Tradisional, Klaster, Penyelarasan Strategi

Judul Penelitian    : Mendesain Model Penyelarasan Strategi Untuk Meningkatkan Daya Saing Pasar Tradisional Dengan Pendekatan Klaster

Tujuan Penelitian    :
a.    Mengidentifikasi faktor yang menjadi penyebab menurunnya daya saing pasar tradisional
b.    Mengidentifikasi stakeholder pasar tradisional beserta peranannya
c.    Mendesain sistem klaster pasar tradisional
d.    Menentukan strategi yang dapat diselaraskan antar stakeholder
e.    Menganalisis peluang keberlanjutan sistem klaster pasar tradisional

Rumusan Masalah    :
1.    Faktor apa saja yang menjadi penyebab menurunnya daya saing pasar tradisional?
2.    Siapa saja yang menjadi stakeholder pasar tradisional dan bagaimana peranannya?
3.    Bagaimana medesain sistem klaster pasar tradisional?
4.    Strategi apa saja yang dapat diselaraskan antar stakeholder?
5.    Bagaimana peluang keberlanjutan sistem klaster pasar tradisional?

Manfaat Peneltian    :
a.    Bagi pasar tradisional, adanya bentuk-bentuk kerjasama antar pedagang pasar tradisional yang dapat diterapkan untuk tetap menjaga keberlangsungan pasar tradisional serta dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional.
b.    Bagi pemerintah, adanya masukan yang bersifat rekomendasi kebijakan sehingga pemerintah turut serta melakukan pengawalan dan mendukung kerjasama yang terjalin dengan cara menjadi fasilitator antar stakeholder.

Skleton penulisan Latar Belakang :
Paragraph 1    : Pasar tradisional merupakan indicator ekonomi masyarakat Indonesia
Paragraph 2    : Kondisi pasar tradisional di Indonesia aspek daya dukung (fasilitas)
Paragraph 3    : Kondisi pasar tradisional di Indonesia aspek daya saing (harga dan pengemasan)
Paragraph 4    : Keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam pengelolaan pasar
Paragraph 5    : Pasar modern meningkat dengan pesat
Paragraph 6    : Akibat yang ditimbulkan dengan menjamurnya pasar modern
Paragraph 7    : Peraturan-peraturan yang mengatur pasar tradisional
Paragraph 8    : Peraturan-peraturan yang mengatur pasar modern
Paragraph 9    : Gap peraturan
Paragraph 10    : Klaster
Paragraph 11    : Penyelarasan strategi
Paragrapah 12    : Solusi yang ditawarkan

Strategi untuk Literature Review:
1.    mencari jurnal terkait:
a.    penyelarasan strategi
b.    klaster
c.    peningkatan daya saing pasar tradisional
2.    membaca jurnal
3.    menandai hal-hal yang penting
4.    memposisikan hal-hal yang penting per bab
5.    mengutip jurnal
6.    mencari keterkaitan antar jurnal
7.    merumuskan gap
8.    mencari data-data tentang
       a.    jumlah pasar tradisional
       b.    fasilitas pasar tradisional
       c.    daya saing pasar tradisional: harga dan pengemasan
       d.    kerjasama yang telah terbangun
9.    menulis referensi jurnal


   

                                                        Gambar 1 Mind Mapping Penelitian

»»  READMORE...

Metpen: Annotated

Topik            : Pasar Tradisional, Klaster, Strategi

Judul Penelitian    : Peningkatan Daya Saing Pasar Tradisional Dengan Pendelatan Klaster dan Penyelarasan Strategi

Tujuan Penelitian    :
a.    Mengidentifikasi factor yang menjadi penyebab menurunnya daya saing pasar tradisional
b.    Mengidentifikasi stakeholder pasar tradisional beserta peranannya
c.    Mendesain sistem klaster pasar tradisional
d.    Menentukan strategi yang dapat diselaraskan antar stakeholder
e.    Menganalisis peluang keberlanjutan system klaster pasar tradisional

Rumusan Masalah    :
1.    Factor apa saja yang menjadi penyebab menurunnya daya saing pasar tradisional?
2.    Siapa saja yang menjadi stakeholder pasar tradisional dan bagaimana peranannya?
3.    Bagaimana medesain sistem klaster pasar tradisional?
4.    Strategi apa saja yang dapat diselaraskan antar stakeholder?
5.    Bagaimana peluang keberlanjutan sistem klaster pasar tradisional?

Manfaat Peneltian    :
a.    Bagi pasar tradisional, dapat mengetahui bentuk-bentuk kerjasama yang dapat diterapkan untuk tetap menjaga keberlangsungan pasar tradisional serta dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional.
b.    Bagi pemerintah, dapat memberikan masukan sehingga pemerintah turut serta melakukan pengawalan dan mendukung kerjasama yang terjalin dengan cara menjadi fasilitator antar stakeholder.


Literature Review
Local Clusters, Innovation Systems and Sustained Competitiveness by Lynn Mytelka and Fulvia Farinelli, Oktober 2000.
Resume:
Peningkatan ketertarikan terhadap klaster dimulai pada tahun 1970 dan 1980, dimana terjadi agolmerasi pada perusahaan, supplier, dan industry jasa dalam lingkungan usaha yang lebih kompetitif. Adanya peningkatan kompetisi global, menjadi penyebab ditemukannya potensi-potensi yang lebih bersifat dinamis pada sector industry, yaitu dimulai dari mencari peluang identitas klaster yang inovatif. Di sisi lain, pencarian hubungan keterkaitan dalam sebuah klaster antar sector industry dilakukan dengan meningkatkan aspek teknologi dan perilaku input/output interlinkage. Alasan yang mendasari dalam menggunakan pendekatan system inovasi adalah untuk membangkitkan kembali ketertarikan dalam berinovasi, dimana karakter dalam inovasi terdapat proses yang interaktif dan mendesai sebiah konsep organisasi yang melibatkan berbagai institusi secara luas. Framework dalam mendesain konsep yang interaktif  disusun dengan melibatkan institusi yang mendukung objek inti klaster dan organisasi-organisasi terkait, seperti asosiasi industry, lembaga penelitian dan pengembangan, pusat inovasi dan produktivitas, univeritas, lembaga kejuruan, perbankan, lembaga keuangan, konsultas jasa, dan sebagainya. Dimana pihak-pihak tersebut memainkan peran kunci dalam membangun sebuah produk baru, proses baru dan bentuk organisasi yang baru. Dalam pendekatan system inovasi, hal yang harus diperhatikan adalah tingkah laku local actor terhadap tiga kunci elemen proses inovasi: learning, linkage, investment. Paper ini membahas lebih dalam proses inovasi yang berkelanjutan untuk klaster industry tradisional.
Jurnal yang mengutip jurnal di atas antara lain:
1.    Knowledge Flows and Industrial Cluster: An Analytical Review of Literature by Rakesh Basant, Economics Series No. 40, February 2002
Jurnal ini mengutip pendapat Mytelka dan Farinelli mengenai klaster untuk membandingkan dengan pendapat peneliti lain.
Mytelka dan Farinelli (2000, pp.11-14) menunjukkan, bagaimanapun, sector industry menentukan kedekatan geografis dengan sector lainnya, dimana hal ini merupakan criteria inti. Kemudian ditambahkan penjelasan, mereka berpendapat bahwa jenis klaster tertentu cocok dengan jenis industry tertentu dan ekonomi tertentu pula.
2.    Regional Innovation Systems in Small & Medium-Sized Regions: A Critical Review & Assessment by Martin Andersson dan Charlie Karlsson, Electronic Working Paper Series No. 10, August 2004.
Jurnal ini mengutip pendapat Mytelkan dan Farinelli yang mendukung pembahasan mengenai inovasi.
“Saat ini semakin diakui bahwa inovasi telah melampaui penelitian formal dan kegiatan pengembangan (R & D)”
3.    Systems of Innovation and Development by Helema Maria Martins Lastres, GLOBAL network for Economics of Learning, Nove,ber 2005.
Paper ini mengutip pendapat Mytelka dan Farinelli dengan menyatakan bahwa pendekatan system inovasi mematahkan pendapat yang memiliki sudut pandang inovasi secara tradisional, dimana inovasi merupakan sebuah proses perubahan secara radikal dalam dunia industry dan menghargai bahwa inovasi akan mengalahkan penelitian formal dan kegitana pengembangan (R & D). Kemudian disambung dengan penjelasan bahwa inovasi menekankan perubahan secara kontinyu dalam mendesain produk, meingkatkan kualitas, adanya perubahan organisasi dalam hal pengelolaan, serta aktivitas pemasaran. Pendapatn Mytelka dan Farinelli dalam paper ini digunakan sebagai landasan kerangka berpikir terkait pendekatan system inovasi.
»»  READMORE...
') }else{document.write('') } }